Soni Triantoro (@sonitriantoro) 's Twitter Profile
Soni Triantoro

@sonitriantoro

Puntung api

ID: 62712284

linkhttp://menganga.wordpress.com calendar_today04-08-2009 03:59:19

5,5K Tweet

1,1K Followers

538 Following

Zainal Arifin Mochtar (@zainalamochtar) 's Twitter Profile Photo

Memberi kesempatan wawancara tanpa potongan dan pertanyaan arahan adalah hal yang bagus. Harus dipuji. Tapi melihat beberapa jawaban, maap, pantesan kita khawatir dengan negara ini, kayak punya fantasi sendiri terhadap realitas.

Soni Triantoro (@sonitriantoro) 's Twitter Profile Photo

Yg ditanyakan ya isu2 publik yg belum kita dengar komentarnya dari Presiden lngsung (demo UU TNI, RUU Polri, kepala babi, dll) Dgn keterbatasan format yg ada, rasanya mengejar itu dgn pertanyaan sederhana lebih prioritas drpda melempar pertanyaan2 akrobatik agar dianggap jenius

Seputar Real Madrid (@seputarmadrid) 's Twitter Profile Photo

Komentar Abi Quraish Shihab pascalaga Arsenal 3-0 Real Madrid. “Wajar Arsenal menang, 3-0 itu terlalu banyak buat Madrid.” “Mempersalahkan Carlo Ancelotti yang tidak menyadari salah satu kekuatan Arsenal tendangan bebas.” “Harapannya [sebagai fans Madrid sejak sebelum kuliah]

Zen RS (@zenrs) 's Twitter Profile Photo

Malam ini. 19.00. Yang lagi di Bandung bole-bole datang ke Pelagia. Buku bagus ttg sesuatu yang tak pernah absen dalam gerakan protes masy. sipil: musik.

Malam ini. 19.00. Yang lagi di Bandung bole-bole datang ke Pelagia. 

Buku bagus ttg sesuatu yang tak pernah absen dalam gerakan protes masy. sipil: musik.
Sihk (@sihksihk) 's Twitter Profile Photo

Alasan Kenapa genre genre electronic music yang lagi hype di Indo nga pernah berkembang lebih dari fase oversaturation. This applies to Indo bounce, break beats, big room techno, melodic techno, Afrobeats and amapiano. A thread.

Zen RS (@zenrs) 's Twitter Profile Photo

Di masa lalu, bikin orang2 takut ngomong itu butuh strategi/policy yg rumit. Sekarang, cancel culture ngasih short-cut yg cepet. Embuh wis do sadar po durung saiki.

Zen RS (@zenrs) 's Twitter Profile Photo

Kasus Sverre palsu ini bisa ditarik sampai ke soal kelemahan dalil "semua adl politis". Saat semua dianggap politis, batas antara yg signifikan & yg gak ("yang benar" & "yg cocok dg preferensi") jd kabur. Ini memicu kultur panik: tiap kabar jd darurat, tiap cerita adl alarm.

Zen RS (@zenrs) 's Twitter Profile Photo

Mobilisasi kemarahan di dunia digital ini bikin semua jd hitam-putih: kalo bukan semuanya adl kawan, maka semuanya adl lawan. Jd kekurangan ruang utk memahami mana yg taktis, yg strategis & yg ideologis. Perbedaan taktis bisa dianggap pengkhianatan ideologis yg final, dll.

Soni Triantoro (@sonitriantoro) 's Twitter Profile Photo

Filmnya buat saya justru lebih bagus dari catatan ini. Malah jd kecium salah akar gagasannya: pembiaran negara. Pdhal negara ga cuma biarin, tp aktif jd arsitek—politik asimilasi, pembatasan hak ekonomi-budaya (wajib ganti nama Tionghoa misalnya), stigmatisasi, main ormas, dll

Soni Triantoro (@sonitriantoro) 's Twitter Profile Photo

Arab yg suka jualin ke Eropa. Cuma harganya (di)mahal(in) ga ngotak. Trus si Marco Polo yg memergoki klo trnyata “kulakan”-nya dari Asia (Nusantara), lalu portugis yg pertama kirim orang ke sana—abad 16