Senyummu serupa manis nya madu, Di hening malam ku terbayang selalu, Ku harap kau takkan berlalu, Karna ku sungguh menyanjungimu.

Terbaring lemah engkau di tempat tidur, Tiada henti doa ini mengawal diharimu, Berharap kau lekas sembuh, Tersenyum kembali untukku.

Mata tertuju pada langit yang kelam, Tanpa adanya gemerlap bintang, Dan hati bertanya-tanya, Kapankah kegelisahan ini akan berangsur sirna.

Terpanggil engkau dalam dunia, Untuk menghadapi ujian Dari-Nya, Kelak dewasa jadilah anak yang gemar, Memelihara ketabahan dalam hatimu.

Sang bintang pancarkan sinarnya, Terangi di wajah sepiku, Seperti memberi petunjuk, Atas doa-doa yang selalu kuucap.

Percayalah untukmu yang disana, Redupkan sirna warna berseri kan menghias, Bahagia kan terpeluk sesampainya usiamu.

Indah warna senja, Sering lenakanku saat berjumpa, indah tiada dua, Ibarat engkau gadis yang kucinta.

Indah begitu indah, Kuharap tak hanya seketika, Terlena begitu terlena, Kuharap tuk selamanya saja.

Biarlah embun basahi puisi duka yang tertulis, Lunturkan pena cinta dan kasih, Lenyapkan sejarah lalu segalanya tentangmu.

Betapa tenangnya hempaskan angin malam, Larutkan jiwa dalam muara keinginan, Dan dengan rinai hujan yang berjatuhan, Ikhlas ku tanpa jiwamu.

Anggun wajah memikat jiwa, Namun ia hilang dalam seketika, Mungin ia terlena indah dunia fana, Hingga hilang memilih yang lebih ada.

Kupandang dengan sepasang mata, Kurasa dengan hati gembira, Kutebar dengan senyum pesona, Betapa indahnya senja di batas waktu ini.

Kumencium bumi berpayungkan kesedihan, Kubersama semesta bertasbih kerinduan, Kuingin memohon masihkah aku layak, Mendapatkan ampun dariMu ya Rabbi.

Kini tak akan terulang, Berseminya cinta hanyalah angan, Ketika diri merasa kesepian, Menikmati perjalanan hidup yang melelahkan ini.

Tinggal menunggu waktu kita kan pulang, Tinggal menunggu saatnya semua kan sirna, Kukan pergi tuk selamanya, Meninggalkan singgah di dunia fana.

Mengisahkan tentang mu ibu, Disini aku tetap merengkuh, Semua apa yang telah dikau bisikkan, Niat baik yang dirimu berikan, Akan selamanya kuingat hingga kututup kisah.

Duhai kekasihku dalam khayal, Kerinduan ini pun ingin menjelma, Bagai sayap putih yang ingin mengajakmu, Terbang tinggi menuju Nirwana.

Kuukir inginku di luasannya langit-Mu, Sungguh aku mengharapkan datangnya, Manjadi sesosok gadis memiliki hati selembut sutra, Merendah hati tanpa keangkuhan.

Seiring waktu kita berjuang melawan kenyataan, Menguji diri untuk tetap bersabar, Hingga waktu berujung pada kematian kita.

Tetap bersyukur meski di beri sakit, Tetap yakin bahwa Engkau masih menyayangi jiwaku, KAU beri hanya untuk mengingatkan, Bahwa KAULAH PEMILIK apa yang tercipta dan yang ada di bumi.