⠀ ⠀ — Mengenakan jas rapi dengan ekspresi yang mencerminkan kebanggaan sekaligus keharuan, ia berjalan menuju panggung, ditemani oleh istrinya, Bu Dina. ⠀ ⠀

⠀ ⠀ Begitu mikrofon berada di genggamannya, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosinya sebelum mulai berbicara. “Selamat malam semuanya. Yang kami hormati, keluarga besar kedua mempelai, para sahabat, serta tamu undangan yang kami muliakan, — ⠀ ⠀

⠀ ⠀ — Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas karunia-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul di hari yang istimewa ini, untuk merayakan pernikahan putra tercinta kami, Edo, dengan wanita pilihannya, Aurora.” Ucap pria bermata sipit itu dengan penuh ketulusan. ⠀ ⠀

⠀ ⠀ Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Edo dan Aurora, matanya memancarkan kehangatan seorang ayah yang bangga. Dengan nada yang lebih lembut, ia melanjutkan, "Sebagai orang tua, hari ini adalah momen yang penuh rasa syukur, haru, sekaligus kebahagiaan." ⠀ ⠀

⠀ ⠀ "Kami telah menyaksikan perjalanan hidup Edo sejak kecil, hingga tumbuh menjadi pria yang mandiri dan bertanggung jawab." ⠀

⠀ ⠀ "Rasanya baru kemarin saya tergesa-gesa mengantarnya ke sekolah karena terlambat upacara dan mengajarinya naik sepeda sampai menabrak pohon mangga tetangga, ya, Do?" Guraunya, yang mengundang tawa para tamu undangan. ⠀ ⠀

⠀ ⠀ “Kini, dengan izin Tuhan, ia telah menemukan belahan jiwanya, seseorang yang akan mendampinginya dalam suka dan duka.”  Ia menarik nafas sejenak lalu berujar dengan mantap, “Kepada ananda Edo putra kami tercinta dan menantu cantik kami Aurora, — ⠀ ⠀

⠀ ⠀ — Pernikahan bukan sekadar penyatuan dua hati, tetapi juga perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, pengertian, dan komitmen. Cintai dan hormatilah satu sama lain.”  ⠀

⠀ ⠀  "Jadikan komunikasi sebagai kunci dalam menyelesaikan setiap perbedaan, dan jangan pernah lelah untuk selalu belajar memahami pasangan."  Suasana pun semakin hangat dan penuh makna. Mata pria bermarga Moon itu tampak berkaca-kaca, — ⠀

⠀ ⠀ — tak mampu menyembunyikan haru yang ia rasakan. Menyadari hal itu, sang istri dengan sigap menyodorkan sapu tangan kepadanya. ⠀

⠀ Dengan senyum tipis, ia menerima sapu tangan tersebut, lalu menyerahkan mikrofon kepada istrinya, memberi kesempatan padanya untuk melanjutkan sambutan. “Nak, kami sebagai orang tua, akan selalu ada untuk kalian. Namun, mulai hari ini, kalianlah yang akan — ⠀ ⠀

⠀ — membangun rumah tangga sendiri, menciptakan kebahagiaan, dan menjaga keharmonisan. Peganglah erat nilai-nilai yang telah kami ajarkan, dan selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kalian.” tutur Dina dengan lembut, ⠀ ⠀

⠀ — matanya penuh kasih saat menatap kedua mempelai. Ia terdiam sejenak, memberi ruang bagi perasaannya sebelum kembali melanjutkan, “Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Radipati ( RADIPATI PRIDE ) yang telah menerima putra kami ⠀

⠀ — dengan penuh cinta dan kehangatan. Semoga ikatan keluarga ini semakin erat dan membawa keberkahan bagi kita semua.” ⠀ ⠀

⠀ Dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya, Dina menutup sambutannya, "Dan kepada seluruh tamu undangan yang telah hadir malam ini, kami mohon doa restu agar pernikahan Edo dan Aurora menjadi awal yang indah, penuh berkah, cinta, dan kebahagiaan." ⠀ ⠀

⠀ "Sekian dari kami, terima kasih, dan selamat malam." Saling bertukar pandang, keduanya berbagi senyum penuh makna sebelum akhirnya melangkah turun dari podium, diiringi tepuk tangan hangat dari para tamu yang turut merasakan keharuan di momen istimewa itu. ⠀ ⠀

// test