Seraphina Kayaknya pagi lagi gak rela membiarkan gua senyam-senyum dapat apresiasi dari cewek cakep di depan gua ini. Lagi asik-asiknya menikmati karya gua yang disukai sama si tuan rumah, tiba-tiba aja gua tersedak roti yang ada di dalam mulut.

Potongan roti itu kayaknya lagi meledek gua karena pertanyaan yang Seraphina lontarkan barusan. 𝘖𝘩𝘰𝘬! 𝘏𝘶𝘬! 𝘏𝘶𝘬! Gelas minum yang disiapkan Seraphina segera gua sambar. Setengahnya langsung gua minum. “Bentar, Fa-”

Serius, gua bukan merasa enggan menjawab pertanyaannya. Mungkin karena gua lagi fokus makan, terus malah mendapat pertanyaan yang bikin otak juga harus berbagi fungsi sama mencari jalan keluar, makanya gua berakhir tersedak. “Apa tadi? Masak bekel buat cewek lain?”

Pada detik itu, rasanya gua ingin menjawab kalo cewek terakhir yang gua masakin bekal adalah Windu. Tapi saat gua melihat mata Seraphina. Bulat, cokelat, berbinar dan mengingatkan gua sama hewan bermuka polos axolotl,

entah kenapa sulit untuk berkelit dari ketulusan ingin tau itu. “Ya kalo mereka 𝘳𝘦𝘲𝘶𝘦𝘴𝘵.” Ini nih kebiasaan gua. Walau sering memberikan lebih dari yang diminta, informasi-informasi tersirat kayak begini yang kadang jadi bukti kegoblokan gua.

Kenapa pula gua harus pake kata ganti 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢? Berusaha mengalihkan topik, gua melahap semua sisa roti dan mengunyahnya cepat. Bahkan mata ini gak sanggup untuk menatap dia sampai isi mulut meluncur ke perut. “Gimana? Enak gak? Mau nambah?” / Seraphina

( / ) X gak mau bikin fitur sticker apa? Mau bikin sticker ro blox yang banyak.

Orang-orang pada kocak banget.