“Dan untuk asrama lainnya, kalian pun adalah rumah bagi para wisudawan. Kita mungkin tumbuh dalam warna yang berbeda, tapi malam ini, semua rasa itu menyatu dalam satu nama: Hogwarts,” ujar gadis itu, sebelum akhirnya mengedarkan pandangannya ke seluruh Aula Besar.

“Untuk teman-teman yang masih berjuang di Hogwarts—semangat terus mengejar ilmu. Wajar kalau sesekali merasa lelah atau menghadapi rintangan. Tapi percayalah, setiap langkah kalian berarti. Temukan sisi baik dari setiap proses, dan jangan lupa bahwa kalian tidak sendiri.”

“Teruntuk teman-teman wisudawan, hari ini bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah pintu menuju awal yang baru. Semoga kebahagiaan dan kesuksesan senantiasa menyertai kalian, di mana pun langkah kalian berada.” Senyumnya merekah, penuh harap.

“Sekian dari saya. Mari kita rayakan momen spesial ini dengan hati yang riang,” ujar Fuyuka, mengakhiri sambutan malam itu. Ia tersenyum, lalu melangkah turun dari podium—meninggalkan jejak hangat di hati mereka yang menyaksikan. | 𝐒𝐀𝐒.

Ia melanjutkan, “Kami telah menyiapkan bingkisan dan perkamen kesan pesan untuk alumni sebagai kenang-kenangan.” Kotak hadiah disertai gulungan perkamen kini beterbangan menuju meja tiap lulusan. (x.com/SAS_The01/stat…)

𝐒𝐀𝐒. Pendar cahaya bagai sapuan kuas sang maestro membingkai siluet dua pewara yang bersiap menyampaikan salam penutup. “Kami selaku pembawa acara memohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan selama Upacara Kelulusan berlangsung.” Jisim membungkuk hormat.

Bait-bait kata mengalir dari bilabial sang taruni selaras kilau lembut terpantul di kedua netra. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan yang telah membersamai malam yang berkesan ini.” Ia lantas menoleh ke samping kanan. [ 𝐒𝐀𝐒. ]

𝐒𝐀𝐒. Sang wira membuka suara usai rekannya memberikan kode. “Tak terasa perhelatan hari ini telah berada pada penghujung waktu. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya. Mohon maaf apabila terdapat perkataan atau perbuatan panitia yang kurang berkenan. Selamat malam.”

Hiruk-pikuk keramaian mulai berkurang, satu per satu penyihir meninggalkan Aula Besar. Semilir angin menerpa bunga matahari berkat angin yang dihasilkan oleh gerakan mereka. Alunan melodi perlahan samar ditelan oleh waktu. Kisah hari ini berhasil ditutup dengan senyuman bahagia.

Ilihhhh, Awen—prengutin aja Kakak Justin.

Stopppp, ooo ooo oooo, Justin Reeves. 🫵.

Duduk manis jadi anak baik.