ㅤ "Clairvoyant terbagi menjadi tiga kategori: precognition, retrocognition, dan remote viewing," ujar Heron. Dengan ayunan tongkat, tulisan di papan tulis berubah dengan sendirinya. "Mudahnya, deja vu adalah contoh dari precognition," Ia memberi anggukan kecil. ㅤ

ㅤ "Beda halnya jika seorang psikis merasakan kehadiran roh, ia mungkin 'melihat' roh itu sedang mengalami kecelakaan mobil. Itu contoh retrocognition." Ia melangkah ke tengah kelas. "Dalam penyelidikan paranormal, kadang ada penyelidik yang memiliki kemampuan clairvoyant." ㅤ

ㅤ "Seseorang bisa punya beberapa kategori sekaligus. Jika memiliki retrocognition dan remote viewing, maka dapat melihat seseorang sebagaimana saat mereka meninggal," Ia menjentikkan jari, mengeluarkan sekotak donat, "sekaligus berkomunikasi dengan mereka di masa sekarang." ㅤ

ㅤ "Sedikit lagi," ujar Heron. "Columba dari Iona dan Padre Pio dikenal memiliki kemampuan clairvoyant ini. Ada yang bisa menyebutkan nama lain yang memiliki kemampuan serupa?" Ia memandang kelas dengan alis terangkat. ㅤ

ㅤ Heron mengangguk. "Itu akhir pembelajaran tentang Clairvoyant untuk hari ini. Kita akan lanjut membahas sisa kemampuan lainnya di kelas berikutnya, minggu depan!" katanya, suaranya menggema ringan di ruangan. Ia melangkah ke meja lalu menoleh ke siswa. ㅤㅤ

ㅤ "Silakan meninggalkan kelas, namun jangan lupa isi presensi, ya." Ia menunjuk ke arah buku presensi dengan gerakan ramah, sebelum menambahkan dengan lambaian singkat, "Selamat malam!" ㅤ

ㅤ Selamat kepada, 🥁🥁 RV2019, HF6016, HF6017, HF6018. Silakan menemui saya ke kantor (DM) dalam 1x24 jam, setelah pengumuman ini saya berikan. ㅤ

huaa ternyata masih ada yg peka dgn kehadiran ku, terima kasih bund, doakan yaaa