Indonesia. Seolah ada dua jenis manusia: "Kita" dan "mereka". Kekerasan pada "kita" itu biadab: dilarang. Tapi pada "mereka": sudah seharusnya. Padahal tiap manusia sama lahir dari rahim Ibu. Dan adalah tugas negara lindungi hak asasi warganya, biar berbeda keyakinan politiknya.

Kesalahan bukan berarti kebenaran yang hilang, tapi keyakinan yang dibangun secara perlahan.

Merasa kesepian dan terhina menandakan, bahwa kau tidak sabar. ~ rumi

“Cemburu itu air yang bisa menyuburkan tumbuhan, kalau tidak cemburu berarti cintanya layu.” ~ M. Quraish Shihab

“Zakat seorang pengajar adalah belajar sebelum mengajar.” ~Agus Nururrohman Ya’lu

“Orang bersedekah itu bukan karena faktor kekayaan, tapi faktor mendapat taufiq atau mendapat hidayah dari Allah” ~ KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

“Sangat buruk bila masalah nasab diributkan, sebab kemuliaan adalah dengan taqwa.” ~ KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus

“Lek wes nek omah ojo lali wiridan moco kitab, terus yo seng sregep jamaah, sebab masyarakat iki ora ndelok sepiro ilmu mu.” ~ KH. Azizi Hasbullah

“Masalah seberat apapun jika dikomunikasikan dengan baik, maka semuanya akan serasa lebih ringan.” ~ KH. Atho’illah Sholahuddin Anwar

Sebelum kamu berdebat, pastikan orang tersebut sudah dewasa secara mental dan memahami konsep perbedaan pendapat.

Kalo mau bohong dan membodohi orang lain gak usah bawa² nama ulama. Dobel² dosanya.

“Nyenengno atine wong sholeh iku ibadah, bahkan iso ngalahno tirikat poso karo haji.” ~ Agus HM. Said Ridlwan

“Umpama tidak kaya, tidak ngajar, tidak punya santri. Jangan tergesa-gesa menganggap ilmu mu tidak manfaat! Kamu ditempatkan Allah menjalankan dawuh; bisa taat itu sudah dianggap ilmu mu bermanfaat.” ~ KH. Marzuqi Dahlan Foto: KH. Marzuqi bersama putranya yakni, KH. A. Idris

“Syukuri apa yang sudah allah berikan kepadamu. Orang itu punya bagian masing-masing, jadi syukuri dan nikmati bagianmu.” ~ KH. Maimoen Zubair Dari kanan: KH. Maimoen Zubair bersama KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur.

“Ban'e sing wis tipis, di kandeli iman sing nek atine. Rem'e sing wes kendo, di kencengi syariat urip'e. Sing kuwatir teles kudanan, payungi nganggo ngelmune. Sing kuwatir kepleset, jogo lisane.” ~ Bpk. Hidayatulloh Hafidz