Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile
Agus candra

@agus_candra_

ID: 1245547638449000449

calendar_today02-04-2020 03:04:49

34,34K Tweet

11,11K Takipçi

11,11K Takip Edilen

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Investor itu realistis, bukan naif. Jadi ketika rumah pejabat sekelas Sri Mulyani dijarah, pesan yang muncul sederhana: kalau menteri keuangan sekaliber mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia saja tidak aman, apalagi warganya dan modal mereka?

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Reshuffle Menteri Keuangan! Episode terbaru dari sinetron komedi favorit kita, "Mngelola Negara Seperti Warisan Keluarga".Narasi resminya tentu saja "penyegaran tim untuk akselerasi program".Terjemahan bebasnya: sekring pengaman terakhir sudah dicabut, mari kita mulai pesta pora.

Reshuffle Menteri Keuangan! Episode terbaru dari sinetron komedi favorit kita, "Mngelola Negara Seperti Warisan Keluarga".Narasi resminya tentu saja "penyegaran tim untuk akselerasi program".Terjemahan bebasnya: sekring pengaman terakhir sudah dicabut, mari kita mulai pesta pora.
Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Jangan berharap ada perubahan arah kebijakan yang mengejutkan. Arahnya tetap sama: lurus menuju kepentingan para pemodal dan sponsor politik rezim. Yang berubah hanyalah kecepatannya. Dengan dicopotnya Sri Mulyani, kita baru saja pindah dari gigi empat ke gigi lima.

Jangan berharap ada perubahan arah kebijakan yang mengejutkan. Arahnya tetap sama: lurus menuju kepentingan para pemodal dan sponsor politik rezim. Yang berubah hanyalah kecepatannya. Dengan dicopotnya Sri Mulyani, kita baru saja pindah dari gigi empat ke gigi lima.
Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Kalau pasar merespons negatif, narasi yang akan dijual ke publik sudah bisa ditebak: "serangan spekulan", "sentimen negatif global",atau"upaya pelemahan dari luar". Padahal, itu hanyalah reaksi demam dari tubuh ekonomi yang tahu bahwa dokternya sudah diganti dengan dukun politik.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Setelah belasan tahun gagal berkuasa, sekarang seperti saatnya berpesta pora seperti tikus² dilepas di lumbung padi yang berusaha menghabisi semua yang ada tanpa tersisa.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Bahwa semua yang di berikan Negara dalam bentuk subsidi maupun service yang gratis. Harus di kutip sebagai pajak. Jadi kalau kita mau banyak subsidi dan barang yang gratis dari Pemerintah. Kita harus membayar lebih banyak pajak.🤔

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Itu adalah pengumuman resmi bahwa Republik ini telah melahirkan kasta baru. Kasta yang merasa jijik jika disandingkan dengan sumber legitimasinya sendiri: rakyat jelata. Ini bukan lagi soal politik. Ini adalah soal patologi. Penyakit jiwa kekuasaan yang sudah membusuk.

Itu adalah pengumuman resmi bahwa Republik ini telah melahirkan kasta baru. Kasta yang merasa jijik jika disandingkan dengan sumber legitimasinya sendiri: rakyat jelata. Ini bukan lagi soal politik. Ini adalah soal patologi. Penyakit jiwa kekuasaan yang sudah membusuk.
Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Mereka bukan lagi wakil rakyat. Mereka adalah manajer perkebunan kolonial yang mengeluh karena harus tinggal di dekat ladang.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Para ART bernegosiasi seenaknya sendiri besok mau kerja apa dan dimana. Ini pasti bikin kesal majikan. Seharusnya Presiden, Menteri dan DPR itu adalah ART negara, dan rakyat adalah majikan yang harus tahu semua kinerja mereka.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Stop eksistensi, perbuka absurditi, jalankan diskusi. Kesempurnaan bukan untuk semua orang, bukan dari apa yang kita lihat tapi apa yang kita rasa.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Jika kamu terlalu benci dengan Prabowo dan kroni2nya, kita hanya punya dua pilihan (gak ada lagi yang lain): Mau tetap menderita ekonomi tapi masih mengalir rezeki atau mati terpanggang akibat doktrin pemerintah kelak?

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

"mikul dhuwur mendem jero" yang artinya "mengangkat tinggi-tinggi, mengubur dalam-dalam". Maksudnya, orang tua kita tuh harus ditutupi aibnya dan dijunjung tinggi jasanya. Dan semua presiden di Indonesia ini masih dianggap sebagai "orang tua" bangsa.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Tokoh publik itu mestinya jadi panutan, bukan tontonan. Tapi ya begitulah, kadang yang viral bukan yang berkontribusi, tapi yang beraksi. Kita sih cuma bisa nonton sambil ngopi, sambil mikir ini serius atau sketch komedi?

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Yang seharusnya di kemukakan oleh Menkeu adalah: “ Mulai besok semua kementerian akan di Audit untuk Effectiveness dari kinerja dan pengeluaran anggaran mereka . Yang korupsi akan saya LIBAS !!!!!! “ Ini baru statement Menkeu yang benar.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Yang perlu dikritisi bukan sistem demokrasinya. Tapi ekspektasi kita terhadap demokrasi. Kita mengharapkan demokrasi membawa kita ke surga. Padahal demokrasi hanya menjanjikan satu hal: kebebasan untuk memilih neraka mana yang kita mau.

Agus candra (@agus_candra_) 's Twitter Profile Photo

Hukum di negeri ini memang punya cara mencintai yang unik. Ia keras pada maling sandal, tapi lembut pada pemilik Hermes. Jika rakyat kecil salah kirim uang 500 ribu bisa dijemput polisi. Tapi jika artis punya tas 88 biji dari uang negara? "Ah itu cuma gift of love"